CHAPTER
3
A
Shock
(Sebuah Kekejutan)
Kamerot Sokak berada dibagian
sempit, bagunan apartemen tua yang jalannya sepi. Tom berjalan sepanjang jalan
trotoar, memandang setiap nomer-nomer yang berada di atas pintu. Disana hanya
ada satu jalan yang bercahaya dan jalan itu cukup sulit untuk dilihat. Tapi,
akhirnya Tom berhasil menemukan alamat Angela, nomer 11.
Bagunan tersebut memiliki sebuah
pintu lebar yang terbuat dari kaca. Tom mendorong pintu itu, tapi pintu itu
terkunci. Disana tidak ada bell. Tom mengetuk-ngetuk pintu tersebut. Namun,
tidak ada yang terjadi. Dia mengetuk pintu itu kembali, namun keadaan tetap
hening.
Sial, Tom pikir. Dia sedang tidak
sabar sekarang. Dan ketakutan.
Dia mundur ketengah-tengah jalan. Dan
kemudian menjadi tenang.
Disana
ada lima lantai, dan semua jendelanya berwarna hitam. Dibangunan itu tidak ada
cahaya sama sekali.
Angela, Tom berkata kepada dirinya
sendiri, Angela! Dimanakah kamu berada?
Setelah beberapa saat berlalu,
seorang pria yang mengenakan jas hujan berwarna abu-abu berdiri di kegelapan
pintu keluar masuk. Pria tersebut sedang memperhatikan Tom, memperhatikan
setiap pergerakan yang Tom lakukan….
_______________
Tom
tidak mengetahui apa yang sebaiknya ia lakukan. Dia mengetuk satu kali lagi
pintu yang terbuat dari kaca tersebut – namun, lagi-lagi tidak ada yang
terjadi. Akhirnya, dia mengangkat tas kopornya. Dengan memandang gedung untuk
terakhir kalinya, tom pun kembali dan mulai berjalan menuju Taksim Square.
Tom Smith, dia berfikir tentang
dirinya sendiri, sambil berjalan. Kamu butuh mandi dengan air panas dan tidur
dengan pulas. Kemudian, kamu bisa segera memutuskan apa yang sebaiknya harus
kamu lakukan.
The Park Hotel sangat mahal, tetapi
Tom teringat pernah melihat satu atau dua hotel kecil dekat dengan Taksim
Square. Akhirnya, Tom berdiri di luar hotel The Ankara, kemudian dia masuk
kedalam.
‘Good evening,’ Tom berkata kepada
seorang wanita yang mana ia adalah seorang bagian penerimaan tamu. ‘Tolong,
saya ingin kamar kamar untuk satu orang’
Wanita tersebut mengangguk.
‘kami mempunyai sebuah ruang yang
bagus di lantai atas. Mari, saya akan tunjukkan.’
Mereka naik ke lantai atas dan
wanita tersebut membukka sebuah pintu.
‘ruangan yang bagus,’ wanita itu
berkata.
Ruang ini kecil, tapi bersih dan
terlihat nyaman.
Saya akan memilih ruang ini,’ Tom
berkata, dan member wanita tersebut paspor nya.
‘kamar mandi ada didekat koridor,’
wanita itu berkata. ‘Sarapan pukul delapan sampai pukul sepuluh. Selamat
malam.’
Tom menyerahkan masalahnya dan duduk
sambil berfikir diatas kasur. Tiba-tiba Tom merasa sangat lelah dan tidak
bahagia. Dia bahkan tidak memiliki makan malam yang indah disebuah restoran.
Dia tidak duduk dengan wanita yang ia cintai. Dia telah duduk sendiri, di hotel
murah, di Negara yang asing baginya.
Untuk waktu yang lama Tom duduk
diatas kasur sambil berfikir, tapi aku melihat Angela, aku melihatnya dari bus!
Akhirnya dia berdiri.
Baik, dia berfikir. Besok pagi aku
akan pergi ke kantor Angela dan menemukan apa yang telah terjadi. Disana pasti
ada penjelasan sederhana, aku yakin. Aku akan menemukannya besok.
Tom telah mandi dengan air panas dan
pergi tidur. Dia sangat lelah dengan perjalanannya
yang
panjang dan ia pun tertidur.
_______________
Seorang
pria yang menggunakan jas hujan berwarna abu0abu berjalan melewati Taksim
Square. Disana ada sebuah kiosk (sebuah tempat disuatu jalan dimana kita dapat melakukan
sebuah panggilan (telepon umum)) di sudut jalan. Dia menghubungi sebuah nomer,
dan menunggu, kemudian dia berbicara.
‘Dia berada di Ankara Hotel,’
seorang pria berkata. ‘Dia menunggu di Hotel Park dan kemudian dia menuju ke
rumah gadis. Sekarang dia berada di Ankara Hotel… yah, yah tentu akan saya
lakukan.’
Dia menutup telepon dan meninggalkan
kiosk tersebut.
Keesokan pagi, Tom merasa lebih
baik. Dia telah sarapan dan telah menaiki sebuah taxi menuju kantor Angela.
Taxi tersebut berjalan melewati
jalan-jalan yang ramai dan menuju persilangan jembatan Galaga dan masuk ke
sebuah kota tua. Akhrnya, berbelok menuju sebuah jalan kecil dekat dengan
stasiun kereta api. Tempat itu adalah took dibagian sempit kota, bisnis kecil
dan took-toko. Taxi tersebut berhenti di depan bangunan yang berwarna abu-abu.
“F. Karamian dan Co. Ekspor / Agen
Impor, berkata seseorang dibalik pintu. Tom membuka pintu dan masuk ke dalam.
Seorang sekretaris sedang mengetik di meja resepsionis. dia mempersilahkan Tom
untuk masuk.
‘Selamat pagi," dia tersenyum.
‘Selamat pagi,’ kata Tom, 'nama saya Tom
Smith. Saya mencari Angela Thomson - dia adalah tunangan saya. Saya tiba di Istanbul
tadi malam dan menunggu untuknya, tapi dia tidak...’
Sekretaris itu memandang tajam Tom. Dia
kemudian berdiri.
‘Tolong tunggu sebentar, tuan Smith.’
Dia bergegas ke sebuah pintu yang
ditandai "Kantor", dan kemuadian dia masuk kedalam. Tom dapat
mendengar pembicaraan dia dengan seseorang tersebut.
Pintu telah terbuka dan seorang pria
keluar. Tom tampak sangat serius.
‘Mr. Smith, nama saya adalah dunya.
silahkan masuk.
Tom pergi ke kantor.
'Silahkan duduk, Mr. Smith, ‘Dunya berkata. Lihat – er,, saya tidak tahu
bagaimana menceritakan hal ini, Mr. Smith. Saya memiliki beberapa berita yang
sangat buruk bagi Anda. Saya sungguh ikut berduka cita, tapi kehilangan Mrs.
Thomson, tunangan Anda – mati,’
No comments:
Post a Comment