Lanjut Ke CHAPTER
2 :D
CHAPTER
2
The
American Bar
(Bar Amerika)
Sebuah
bis untuk menuju kota sedang menunggu di luar terminal bandara. Tom masuk dan
duduk disamping jendela. Penumpang-penumpang lainnya naik dan bis meninggalkan
bandara dan bergerak menuju arah Istanbul.
Bis
bergerak melewati rumah-rumah dan blok – blok apartemen di dekat kota. Kemudian
mereka melewati tembok tua kota. Tom merasa gembira, dan memandang pemandangan
di luar jendela. Dia melihat sebuah mesjid tua yang sangat cantik dan melihat
pasar – pasar di jalan.
Bis
telah mencapai pusat kota tua Istanbul. Bis telah berhenti di beberapa ruas
lampu lalu lintas.
Sebuah
mobil berhenti disamping bis. Pintu mobil tersebur telah terbuka dan terlihat
seorang wanita keluar. Disana terlihat ada dua orang pria bersama wanita
tersebut. Tiba-tiba tom melompat. Dia tersadar bahwa itu mirip Angela !
‘Angela!’
Tom berteriak. ‘Angela’! disini!, ini aku, Tom!’
Tom
segera mencoba mengetok-ngetok bis
tersebut. Tiba-tiba lampu lalu lintas berubah dan bis kembali bergerak. Tom
berlari menuju belakang bis. Angela dan kedua pria tersebut sedang menuju
kesebuah gedung.
‘Angela!’
Tom berteriak kembali. ‘An… ‘Dia berhenti berteriak. Dia merasa telah
benar-benar terlambat. Bis telah melaju dengan cepat kebawah menuju sebuah
jalan yang lebar. Para penumpang melihat tingkah laku Tom and dia tiba-tiba
merasa seperti orang bodoh. Akhirnya dia berjalan kebelakang menuju tempat
kursinya dan duduk kembali.
Sungguh
sebuah kejutan, Tom berfikir tentang dirinya sendiri. Aku harus menceritakan
Angela ketika aku melihatnya sore ini.
Kemudian
bis bergerak menuju kesebuah persilangan jalan jembatan Ataturk dan Tom melihat
sebuah kapal sekoci diatas terompet emas. Lagi Tom merasa sangat gembira.
Bis
tiba di sebuah terminal udara pada pukul empat lewat lima belas menit. Disana
ada beberapa taxi sedang menunggu. Tom naik ke salah satu taxi tersebut.
‘Pak
tolong ke Park Hotel, Taksim Square,’ Tom menggenggam supir tersebut.
‘Bahasa
Inggris?’ kamu datang dengan saya. Saya akan membawamu dengan cepat.’
Pukul
empat lewat lima belas menit, taxi tersebut tiba di sebuah square.
‘Disini
tuan, The Park Hotel.’
‘Terimakasih,’
Tom berkata, dan kemudian membayar supir taxi tersebut.
Tom pergi masuk kedalam
hotel. Dia menemukan seorang American Bar dan duduk disebuah meja di atas teras. Seorang pelayan
datang.
‘Tolong sebotol bir,’
Tom berkata.
Tom duduk di bawah
sinar matahari siang, dan memandang kota Istanbul. Pemandangannya sangat indah.
Tom sedang melihat pemandangan lautan. The Bosphorus penuh dengan kapal-kapal.
Disana ada sebuah kapal besar menuju Rusia yang terlihat kecil ketika sedang
berlayar. Dari kejauhan, dia bisa melihat mejid-mesjid dan istana-istana tua di
Istanbul. Sungguh indah dan sungguh menakjubkan!
Tom memandang jam
tangannya. Jamnya menunjukkan hamper pukul lima. Dia terbangun dan berjalan
menuju ruang masuk hotel. Disana ada banyak orang-orang masuk dan keluar hotel.
Tapi, Tom tidak sama sekali melihat Angela dimanapun. Tom pun kembali masuk
kedalam hotel dan memesan bir yang lain.
Ayolah Angela, Tom
berkata pada dirinya sendiri. Jangan terlambat.
_______________
Seorang
pria American bar berjas hujan abu-abu sedang duduk di meja. Dia sedang meminum
kopi dan merokok sebuah rokok murah. Sebuah koran terbuka diatas meja didepan
pria tersebut., dan beberapa waktu dia melihat Koran itu. Tapi pria tersebut
tidak sedang membaca koran – dia sedang memperhatikan Tom.
_______________
Jam tangan Tom menunjukkan pukul lima
lebih dua puluh menit. Tom duduk di bawah sinar matahari sore hari. Tom
memandang jam tangannya lagi, dan menunngu. Pukul setengah enam. Setengah jam
menuju pukul enam. Lagit-langit mulai gelap. Tom memandang cahaya Bosphorus,
aneh, piker tom. Angela tidak seperti biasanya terlambat.
Tom duduk di meja, diatas teras pria
American bar, Tom menunngu tunangannya. Dia menunngu dan menunngu dan tak ada
seorangpun datang.
Dan seorang pria berjas hujan abu –
abu duduk dengan penuh sabar didalam bar, merokok dan memperhatikan Tom.
_______________
‘Bir
yang lain tuan?’ pelayan bertanya
‘Tidak, tolong bawakan saya kopi
hitam. Apakah disini ada sebuah telepon?’
‘Yah, ada tuan.’
Tom pergi kedalam hotel. Disana ada
sebuah telepon disamping bagian penerimaan tamu. Tom mencoba menghubungi nomer
Angela. Telepon bordering dan bordering, tapi tidak ada seseorang yang
menjawabnya. Tom meletakkan teleponnya dan menuju arah meja bagian penerimaan
tamu.
‘Permisi,’tom
betanya kepada seorang bagian penerimaan tamu, ‘Kamerot Sokak – apakah kamu tahu
dimana itu?’
‘Yah,
itu sangat dekat. Keluar daripintu masuk hotel dan belok kanan. Jalan sepanjang
jalan – dan Kamerot Sokak sebelah kanan keempat.’
‘Terimakasih’
Tom berkata.
Tom
kembali ke bar. Dia meminum kopinya dan membayar minumannya. Jam tangannya
menunjukkan pukul delapan malam. Tom mengangkat tas kopornya dan meninggalkan
hotel.
Didalam
bar, Seorang pria American bar berjas hujan abu-abu berdiri dan mengangkat
korannya. Dia meletakkan beberapa uang diatas meja dan berjalan keluar jalan.
Pria itu berdiri di atas trotoar untuk beberapa menit. Kemudian mulai berjalan.
_______________
No comments:
Post a Comment