Thursday, April 4, 2013

CHAPTER 4 Meet Me in Istanbul By Richard Chisholm (In Indonesian Language)



CHAPTER 4
‘I Saw Her’
(Saya Melihatnya)

‘Minum ini, Mr. Smith,’ Mr Dunya berkata. Ia menyerahkan Tom segelas minuman keras (Alkohol) yang kuat. Tom duduk, terkejut, wajahnya pucat pasi, tak bisa berbicara. Ia  minum Alkohol  itu perlahan.
'Bagaimana-bagaimana hal itu bisa terjadi? " Tom bertanya.
'Sebuah kecelakaan mobil. Miss thomson sedang mengemudi di sepanjang jalan yang berbahaya. Tidak ada seorang pun yang tahu apa yang terjadi. mobilnya berjalan jauh ke jalan dan jatuh di lereng bukit.’
‘Kemarin malam?,’ Tom bertanya.
‘Saya mohon maaf.,
‘Kecelakaan itu telah terjadi kemarin malam?’
Dunya menatap Tom.
'Mr. smith, kecelakaan itu terjadi seminggu yang lalu - minggu terakhir tepatnya. Dia telah pergi ke sebuah bursa untuk menghabiskan akhir minggunya dan…’
‘Tapi itu mustahil!’ Tom berkata. ‘Saya melihat Angela kemarin!’
‘ kemarin?’.
‘Ya. Saya berada di dalam bis bandara, menuju ke istanbul. Saya melihat dia di jalan.’
‘Saya sangat menyesal, Mr. Smith, tapi Anda membuat kesalahan. "
‘Tidak, saya katakan, saya melihatnya. Saya…’
‘Mr. Smith,’ Dunya berkata dengan sabar, ‘Istanbul adalah kota besar. Ada ratusan perempuan di sini yang terlihat seperti tunangan Anda.’
Tom tidak mengatakan apa-apa.
‘Konsulat Inggris sangat membantu. Mr. Dunya meneruskan. Mereka membuat semua rancangan untuk pemakaman. itu pada hari Rabu.’
‘Telahkan orangtuanya diberitahu tentang hal ini?, Tom bertanya.
‘Itu adalah masalah, saya takut. Orang tuanya sedang berlibur di Perancis. Polisi Inggris dan Perancis mencoba untuk menghubungi mereka.’
‘Jadi mereka belum tahu,’ kata tom dengan diam
‘Belum, mereka belum mengetahui, aku takut.
Disana ada keheningan yang berkepanjangan.
‘Tolong, bisa saya minta Minuman yang lain?, tanya Tom.
‘Tentu’
Tom berusaha keras untuk berpikir jernih.
‘Saya pikir saya melihatnya kemarin,’ katanya pelan.
‘Saya mengerti, Mr. Smith. itu adalah kejutan besar - sebuah tragedi yang mengerikan untuk Anda - bagi kita semua.’
Setelah jeda, Dunya bertanya, ‘Apa yang akan Anda lakukan sekarang, Mr. Smith, apakah ada sesuatu yang saya bisa lakukan untuk membantu?’
‘Saya tidak yakin, kata tom. saya perlu waktu untuk berpikir. Saya tidak tahu apa yang harus dilakukan.’
‘Apakah anda mengenal seseorang di istanbul?
Tiba-tiba teringat dengan kemal
‘Ya, ya, saya punya teman, jangan khawatir. lihat, Mr. Dunya, saya tidak bisa memutuskan apa-apa sekarang. Saya pikir saya akan tinggal di istanbul selama satu atau dua hari. Saya ingin mengunjungi konsulat, dan mungkin polisi.’
Mr. Dunya membuka laci di mejanya dan mengeluarkan kartu.
Ia menulis di atasn cartu tersebut dan menyerahkan kartu itu kepada Tom.
‘Saya sudah menulis nomor telepon Mr. David Pennington. dia orang di konsulat yang membuat pengaturan untuk pemakaman. Nomor lainnya adalah nomor telepon kantor saya. Hubungi saya jika Anda butuh sesuatu. Saya di sini sepanjang hari.
Tom berdiri.
‘Saya harus pergi sekarang, Tom berkata. Terima kasih, Anda sangat baik.
Mr. Dunya berjalan bersama Tom ke pintu. ‘Baik, Mr. Smith, sekali lagi, saya sangat menyesal.
‘Anda tahu saya begitu yakin saya melihatnya. Begitu yakin ...’ Tom mengatakan.
‘Saya mengerti, Dunya menjawab. ‘Itu kejutan yang mengerikan.
Ke-dua pria tersebut kemudian bersalaman.
‘Ingat, datang ke sini kapan saja jika Anda butuh sesuatu, kata Mr. Dunya. Sekarang, sampai jumpa.’
‘Sampai jumpa, kata Tom, dan kemudian Tom berjalan keluar jalan.
Mr. Dunya berbalik dan berjalan kembali ke kantornya. Dia menutup pintunya dengan perlahan-lahan dan duduk di meja kerjanya. Untuk beberapa saat dia berfikir. Kemudian dia mengangkat telephonnya.

_______________


No comments: