Thursday, April 4, 2013

CHAPTER 2 Meet Me in Istanbul By Richard Chisholm (In Indonesian Language)


 Lanjut Ke CHAPTER 2 :D


CHAPTER 2
The American Bar
(Bar Amerika)

            Sebuah bis untuk menuju kota sedang menunggu di luar terminal bandara. Tom masuk dan duduk disamping jendela. Penumpang-penumpang lainnya naik dan bis meninggalkan bandara dan bergerak menuju arah Istanbul.
            Bis bergerak melewati rumah-rumah dan blok – blok apartemen di dekat kota. Kemudian mereka melewati tembok tua kota. Tom merasa gembira, dan memandang pemandangan di luar jendela. Dia melihat sebuah mesjid tua yang sangat cantik dan melihat pasar – pasar di jalan.
            Bis telah mencapai pusat kota tua Istanbul. Bis telah berhenti di beberapa ruas lampu lalu lintas.
            Sebuah mobil berhenti disamping bis. Pintu mobil tersebur telah terbuka dan terlihat seorang wanita keluar. Disana terlihat ada dua orang pria bersama wanita tersebut. Tiba-tiba tom melompat. Dia tersadar bahwa itu mirip Angela !
            ‘Angela!’ Tom berteriak. ‘Angela’! disini!, ini aku, Tom!’
            Tom segera mencoba mengetok-ngetok  bis tersebut. Tiba-tiba lampu lalu lintas berubah dan bis kembali bergerak. Tom berlari menuju belakang bis. Angela dan kedua pria tersebut sedang menuju kesebuah gedung.
            ‘Angela!’ Tom berteriak kembali. ‘An… ‘Dia berhenti berteriak. Dia merasa telah benar-benar terlambat. Bis telah melaju dengan cepat kebawah menuju sebuah jalan yang lebar. Para penumpang melihat tingkah laku Tom and dia tiba-tiba merasa seperti orang bodoh. Akhirnya dia berjalan kebelakang menuju tempat kursinya dan duduk kembali.
            Sungguh sebuah kejutan, Tom berfikir tentang dirinya sendiri. Aku harus menceritakan Angela ketika aku melihatnya sore ini.
            Kemudian bis bergerak menuju kesebuah persilangan jalan jembatan Ataturk dan Tom melihat sebuah kapal sekoci diatas terompet emas. Lagi Tom merasa sangat gembira.
            Bis tiba di sebuah terminal udara pada pukul empat lewat lima belas menit. Disana ada beberapa taxi sedang menunggu. Tom naik ke salah satu taxi tersebut.
            ‘Pak tolong ke Park Hotel, Taksim Square,’ Tom menggenggam supir tersebut.
            ‘Bahasa Inggris?’ kamu datang dengan saya. Saya akan membawamu dengan cepat.’
            Pukul empat lewat lima belas menit, taxi tersebut tiba di sebuah square.
            ‘Disini tuan, The Park Hotel.’
            ‘Terimakasih,’ Tom berkata, dan kemudian membayar supir taxi tersebut.
Tom pergi masuk kedalam hotel. Dia menemukan seorang American Bar dan duduk  disebuah meja di atas teras. Seorang pelayan datang.
‘Tolong sebotol bir,’ Tom berkata.
Tom duduk di bawah sinar matahari siang, dan memandang kota Istanbul. Pemandangannya sangat indah. Tom sedang melihat pemandangan lautan. The Bosphorus penuh dengan kapal-kapal. Disana ada sebuah kapal besar menuju Rusia yang terlihat kecil ketika sedang berlayar. Dari kejauhan, dia bisa melihat mejid-mesjid dan istana-istana tua di Istanbul. Sungguh indah dan sungguh menakjubkan!
Tom memandang jam tangannya. Jamnya menunjukkan hamper pukul lima. Dia terbangun dan berjalan menuju ruang masuk hotel. Disana ada banyak orang-orang masuk dan keluar hotel. Tapi, Tom tidak sama sekali melihat Angela dimanapun. Tom pun kembali masuk kedalam hotel dan memesan bir yang lain.
Ayolah Angela, Tom berkata pada dirinya sendiri. Jangan terlambat.

_______________

Seorang pria American bar berjas hujan abu-abu sedang duduk di meja. Dia sedang meminum kopi dan merokok sebuah rokok murah. Sebuah koran terbuka diatas meja didepan pria tersebut., dan beberapa waktu dia melihat Koran itu. Tapi pria tersebut tidak sedang membaca koran – dia sedang memperhatikan Tom.

_______________

Jam tangan Tom menunjukkan pukul lima lebih dua puluh menit. Tom duduk di bawah sinar matahari sore hari. Tom memandang jam tangannya lagi, dan menunngu. Pukul setengah enam. Setengah jam menuju pukul enam. Lagit-langit mulai gelap. Tom memandang cahaya Bosphorus, aneh, piker tom. Angela tidak seperti biasanya terlambat.
            Tom duduk di meja, diatas teras pria American bar, Tom menunngu tunangannya. Dia menunngu dan menunngu dan tak ada seorangpun datang.
            Dan seorang pria berjas hujan abu – abu duduk dengan penuh sabar didalam bar, merokok dan memperhatikan Tom.

_______________

‘Bir yang lain tuan?’ pelayan bertanya
            ‘Tidak, tolong bawakan saya kopi hitam. Apakah disini ada sebuah telepon?’
            ‘Yah, ada tuan.’
            Tom pergi kedalam hotel. Disana ada sebuah telepon disamping bagian penerimaan tamu. Tom mencoba menghubungi nomer Angela. Telepon bordering dan bordering, tapi tidak ada seseorang yang menjawabnya. Tom meletakkan teleponnya dan menuju arah meja bagian penerimaan tamu.
            ‘Permisi,’tom betanya kepada seorang bagian penerimaan tamu, ‘Kamerot Sokak – apakah kamu tahu dimana itu?’
            ‘Yah, itu sangat dekat. Keluar daripintu masuk hotel dan belok kanan. Jalan sepanjang jalan – dan Kamerot Sokak sebelah kanan keempat.’
            ‘Terimakasih’ Tom berkata.
            Tom kembali ke bar. Dia meminum kopinya dan membayar minumannya. Jam tangannya menunjukkan pukul delapan malam. Tom mengangkat tas kopornya dan meninggalkan hotel.
            Didalam bar, Seorang pria American bar berjas hujan abu-abu berdiri dan mengangkat korannya. Dia meletakkan beberapa uang diatas meja dan berjalan keluar jalan. Pria itu berdiri di atas trotoar untuk beberapa menit. Kemudian mulai berjalan.

_______________





No comments: