Thursday, April 4, 2013

CHAPTER 3 Meet Me in Istanbul By Richard Chisholm (In Indonesian Language)


CHAPTER 3
A Shock
(Sebuah Kekejutan)

            Kamerot Sokak berada dibagian sempit, bagunan apartemen tua yang jalannya sepi. Tom berjalan sepanjang jalan trotoar, memandang setiap nomer-nomer yang berada di atas pintu. Disana hanya ada satu jalan yang bercahaya dan jalan itu cukup sulit untuk dilihat. Tapi, akhirnya Tom berhasil menemukan alamat Angela, nomer 11.
            Bagunan tersebut memiliki sebuah pintu lebar yang terbuat dari kaca. Tom mendorong pintu itu, tapi pintu itu terkunci. Disana tidak ada bell. Tom mengetuk-ngetuk pintu tersebut. Namun, tidak ada yang terjadi. Dia mengetuk pintu itu kembali, namun keadaan tetap hening.
            Sial, Tom pikir. Dia sedang tidak sabar sekarang. Dan ketakutan.
            Dia mundur ketengah-tengah jalan. Dan kemudian menjadi tenang.
Disana ada lima lantai, dan semua jendelanya berwarna hitam. Dibangunan itu tidak ada cahaya sama sekali.
            Angela, Tom berkata kepada dirinya sendiri, Angela! Dimanakah kamu berada?
            Setelah beberapa saat berlalu, seorang pria yang mengenakan jas hujan berwarna abu-abu berdiri di kegelapan pintu keluar masuk. Pria tersebut sedang memperhatikan Tom, memperhatikan setiap pergerakan yang Tom lakukan….

_______________
Tom tidak mengetahui apa yang sebaiknya ia lakukan. Dia mengetuk satu kali lagi pintu yang terbuat dari kaca tersebut – namun, lagi-lagi tidak ada yang terjadi. Akhirnya, dia mengangkat tas kopornya. Dengan memandang gedung untuk terakhir kalinya, tom pun kembali dan mulai berjalan menuju Taksim Square.
            Tom Smith, dia berfikir tentang dirinya sendiri, sambil berjalan. Kamu butuh mandi dengan air panas dan tidur dengan pulas. Kemudian, kamu bisa segera memutuskan apa yang sebaiknya harus kamu lakukan.
            The Park Hotel sangat mahal, tetapi Tom teringat pernah melihat satu atau dua hotel kecil dekat dengan Taksim Square. Akhirnya, Tom berdiri di luar hotel The Ankara, kemudian dia masuk kedalam.
            ‘Good evening,’ Tom berkata kepada seorang wanita yang mana ia adalah seorang bagian penerimaan tamu. ‘Tolong, saya ingin kamar kamar untuk satu orang’
            Wanita tersebut mengangguk.
            ‘kami mempunyai sebuah ruang yang bagus di lantai atas. Mari, saya akan tunjukkan.’
            Mereka naik ke lantai atas dan wanita tersebut membukka sebuah pintu.
            ‘ruangan yang bagus,’ wanita itu berkata.
            Ruang ini kecil, tapi bersih dan terlihat nyaman.
            Saya akan memilih ruang ini,’ Tom berkata, dan member wanita tersebut paspor nya.
            ‘kamar mandi ada didekat koridor,’ wanita itu berkata. ‘Sarapan pukul delapan sampai pukul sepuluh. Selamat malam.’
            Tom menyerahkan masalahnya dan duduk sambil berfikir diatas kasur. Tiba-tiba Tom merasa sangat lelah dan tidak bahagia. Dia bahkan tidak memiliki makan malam yang indah disebuah restoran. Dia tidak duduk dengan wanita yang ia cintai. Dia telah duduk sendiri, di hotel murah, di Negara yang asing baginya.
            Untuk waktu yang lama Tom duduk diatas kasur sambil berfikir, tapi aku melihat Angela, aku melihatnya dari bus!
            Akhirnya dia berdiri.
            Baik, dia berfikir. Besok pagi aku akan pergi ke kantor Angela dan menemukan apa yang telah terjadi. Disana pasti ada penjelasan sederhana, aku yakin. Aku akan menemukannya besok.
            Tom telah mandi dengan air panas dan pergi tidur. Dia sangat lelah dengan perjalanannya

yang panjang dan ia pun tertidur.

_______________

Seorang pria yang menggunakan jas hujan berwarna abu0abu berjalan melewati Taksim Square. Disana ada sebuah kiosk (sebuah tempat disuatu jalan dimana kita dapat melakukan sebuah panggilan (telepon umum)) di sudut jalan. Dia menghubungi sebuah nomer, dan menunggu, kemudian dia berbicara.
            ‘Dia berada di Ankara Hotel,’ seorang pria berkata. ‘Dia menunggu di Hotel Park dan kemudian dia menuju ke rumah gadis. Sekarang dia berada di Ankara Hotel… yah, yah tentu akan saya lakukan.’
            Dia menutup telepon dan meninggalkan kiosk tersebut.
            Keesokan pagi, Tom merasa lebih baik. Dia telah sarapan dan telah menaiki sebuah taxi menuju kantor Angela.
            Taxi tersebut berjalan melewati jalan-jalan yang ramai dan menuju persilangan jembatan Galaga dan masuk ke sebuah kota tua. Akhrnya, berbelok menuju sebuah jalan kecil dekat dengan stasiun kereta api. Tempat itu adalah took dibagian sempit kota, bisnis kecil dan took-toko. Taxi tersebut berhenti di depan bangunan yang berwarna abu-abu.
            “F. Karamian dan Co. Ekspor / Agen Impor, berkata seseorang dibalik pintu. Tom membuka pintu dan masuk ke dalam. Seorang sekretaris sedang mengetik di meja resepsionis. dia mempersilahkan Tom untuk masuk.
‘Selamat pagi," dia tersenyum.
‘Selamat pagi,’ kata Tom, 'nama saya Tom Smith. Saya mencari Angela Thomson - dia adalah tunangan saya. Saya tiba di Istanbul tadi malam dan menunggu untuknya, tapi dia tidak...’
Sekretaris itu memandang tajam Tom. Dia kemudian berdiri.
‘Tolong tunggu sebentar, tuan Smith.’
Dia bergegas ke sebuah pintu yang ditandai "Kantor", dan kemuadian dia masuk kedalam. Tom dapat mendengar pembicaraan dia dengan seseorang tersebut.
Pintu telah terbuka dan seorang pria keluar. Tom tampak sangat serius.
‘Mr. Smith, nama saya adalah dunya. silahkan masuk.
Tom pergi ke kantor.
'Silahkan duduk, Mr. Smith,  ‘Dunya berkata. Lihat – er,, saya tidak tahu bagaimana menceritakan hal ini, Mr. Smith. Saya memiliki beberapa berita yang sangat buruk bagi Anda. Saya sungguh ikut berduka cita, tapi kehilangan Mrs. Thomson, tunangan Anda – mati,’  
           

           
           

No comments: